Hujan mendadak turun dengan sangat deras. Sebelumnya awan gelap tampak menggelayut, seolah memeluk cakrawala. Sesekali aku tatap lewat jendela, dan selalu saja perasaan tidak enak itu hadir. Entah tentang apa dan kenapa. Firasatkah?
Tiba tiba suara ketukan terdengar membuyarkan lamunanku. Aku raih gagang pintu dan kubuka perlahan. Ia tampak menggigil, dengan pakaian dan badan yg basah. Tapi bukan itu saja, tampak linangan air mata mengalir disana. Oh Tuhan, apa lagi yang terjadi padanya?
Ia memelukku erat seketika sambil menangis tersedu. Aku yang cukup kaget hanya bisa memeluknya balik saat itu.
“Kenapa dia ga jujur sama gw? Apa susahnya jujur? Apa susahnya?”
Ucapnya terbata.
“Sst.. Sabar ya… Sabar..” Hiburku sambil mengajaknya masuk. Aku ajak ia duduk di tepian tempat tidurku.
“Aku ambilkan handuk sebentar ya…” Ucapku lirih.
Segera aku ambil handuk, serta pakaian ganti untuknya. Sembari sejenak menunggu ia mengganti pakaian, tak lupa aku siapkan segelas teh hangat.
“kamu kenapa lagi? ribut lagi sama dia?” Tanyaku.
Ia hanya menggeleng pelan.
“Gw ga ribut kok. Gw cuma mau perhatiin dia. Pertama karena gw tahu dia lagi sakit. Kedua karena gw tahu diminggu ini ia akan berulangtahun. Tapi yg gw dapet apa? sosial media gw dia block. Jawab pesan seperlunya. Dibacapun kadang sudah terlambat. Dan yg terakhir, sorry gw ga bisa cerita detailnya, tapi dia juga udah ga jujur sama gw.”
“Apa salah gw sampai gw diperlakuin kayak gini? Kalau mau udahan ya udah ngomong, ga usah pakai cara nyakitin kayak gini. Dia yg ngajak gw buat komitmen, tapi dia sendiri yg ga komitmen. Gw harus gimana lagi sekarang coba?” Jawabnya emosional.
“Gw ga tahu lagi harus gimana hadepin sikapnya. Dan kayaknya gw udah nyerah sama perasaan. Sama cinta. Gw ngerasa cinta ga pernah satu garis takdir sama gw.” Tandasnya.
“Hey, kamu ga boleh bilang begitu. Aku tahu ini sulit buat kamu. Tapi aku percaya, kamu akan bisa bahagia dengan orang yg tepat nanti. Dengan orang yg layak kamu cintai karena dia juga sama mencintainya kayak kamu. Dan aku juga akan selalu dukung kamu ya, jangan pernah putus asa..” Ujarku mencoba menenangkan.
“Akan selalu ada masa masa dimana kamu merasa kalau kamu sudah menemukan pasangan hati yg tepat. Tapi beriring waktu berjalan, kamu justru tersadar bahwa kamu dengan dia semakin berlawanan arah. Padahal kamu merasa sudah melakukan berbagai cara untuk bertahan atau mempertahankan. Tapi akhirnya, kamu sendiri yg menyadari bahwa selama ini ternyata kamu bertahan lebih karena ketakutanmu akan sepi. Akan kehilangan. Benar ga?”
“Sudahlah.. Jangan lagi menghabiskan waktumu untuk dia yg memang tak mau juga menghabiskan waktunya untukmu. Masih banyak diluar sana yg layak kamu perhatikan, mau kamu perhatikan dan sebaliknya mau memperhatikanmu juga. Sesakit apapun rasanya saat ini, at least, kamu tahu dari sekarang. Daripada kamu tahunya nanti?” Ujarku.
Ia hanya diam. Entah menyimak atau tidak. Butir air mata tampak masih mengambang disudut matanya. Direbahkannya badan menyamping. “Gw numpang tidur sini ya, malam ini saja…” Lirihnya.